Selasa, 18 Oktober 2011

EGO yang BELUM MENETAS



Ketika diundang menjadi dosen tamu di fakultas Psikologi UGM, saya menceritakan pengalaman dan berdiskusi seputar  kasus “psikosomatis Imajiner” . Dalam diskusi itu saya mendapati sebuah pertanyaan menarik yaitu  bahwa perasaan menderita  atau ketidakbahagiaan sebenarnya muncul dari suasana hati yang kurang bersyukur, apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa orang begitu sulit untuk bersyukur?
Ada sebuah fluida pikiran yang menjadi etiologi dari permasalahan ini yaitu  fenomena EGO YANG TIDAK MENETAS. Secara naluriah, setiap manusia terlahir dan tumbuh dengan bawaan ego yang unik dan personal agar menjadi pribadi yang spiritual. Dalam “anatomy of esoteric”, pertumbuhan ego terlihat dari struktur aura Gn-1,2,3 sedangkan pertumbuhan spiritual berada pada struktur aura Gn-4 sampai Gn-7. Sifat dasar dari ego adalah ingin MENDAPATKAN sebanyak mungkin, sedangkan sifat spiritual adalah ingin MEMBERI sebanyak mungkin. Ibarat TELUR, ego menyimpan banyak “kode-kode kehidupan” untuk tumbuh, dan untuk tumbuh anak ayam dalam telur (ego) harus menetas menjadi ayam (spiritual).  Jadi sebenarnya spiritual adalah pertumbuhan  dari ego yang telah menetas. Saat ini, kita masih  melihat banyak orang dengan gelar ustadz, haji atau yang lain tapi pribadinya tidak spiritual, mengapa? Karena egonya belum menetas sehingga terlahir spiritualis semu. Artinya untuk menjadi spiritual, ego harus menetas. Sekarang bagaimana agar ego kita bisa menetas. Ada beberapa resep pilihan yang bisa Anda lakukan.

1.       Biasakanlah bernafas secara ”sadar” agar kita sadar dengan perjalanan hidup kita. Mulailah untuk menarik nafas dalam-dalam secara sadar dan hembuskan lewat mulut  secara sadar dengan perlahan-lahan. Lakukan hal ini setidaknya 2-3 kali sehari. Dengan nafas yang sadar, kita memberi ”energi hidup” tidak hanya pada jaringan tubuh kita namun juga pada ”aura dan pikiran” kita.   Untuk detail  materi, ikuti bahasan ”NAFAS SADAR untuk MENCERAHKAN”
2.       Biasakanlah untuk tetap sadar saat ”terbit  dan terbenam matahari” . Transisi waktu dari gelap ke terang dan terang ke gelap ternyata melahirkan fenomena ”sindroma 10 derajat”. Artinya seseorang yang ”terbiasa tidur” pada saat terbit dan terbenam matahari, akan mengalami ASTHENIC EMOTION (mudah mengalami perasaan dan pikiran negatif).  Untuk detail materi, bisa ikuti bahasan ” EMOSI antara GELAP & TERANG”
3.       Biasakanlah untuk melakukan REVITALISASI pikiran setidaknya 1 minggu sekali.  Ada 5 medium alam yang mempunyai struktur fluida sama dengan pikiran kita. Saya pribadi lebih menyukai revital dengan memanfaatkan efek esoter3 dari surat  YASIIN ( QS-36) untuk proses ”traveling of mind” dan surat ADH DHUKHON (QS-44).  Untuk proses pembersihan ”residu” dalam pikiran.  Keduanya memiliki alur fluida yang kuat dan saling melengkapi terutama pada struktur aura Gn-4 dan Gn-6.  Kedua surat itu, juga sering saya resepkan untuk menemukan solusi personal dari problem konflik keluarga, dan benturan ruhani.  Formula yang lain bisa juga menggunakan efek esoter3 gelombang alfa dari musik berbasik ”DEEP SILENCE”. Dengan kombinasi nafas sadar, efek revital musik menjadi lebih padat struktur fuidanya. Untuk detail materi bisa ikuti bahasan ” PSYCHOLOGI of ESOTERIC”

Semoga kita menjadi pribadi yang tercerahkan untuk semua,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...