Jumat, 20 Januari 2012

TENGGELAM dan TERAPUNG dalam ARUS



Ketika ditanya tentang “wajah” dari jiwa manusia saat ini, seorang sufi  yang hidup dalam kawruh “keheningan” terdiam , kemudian bernafas dalam dan menjawab: “seseorang yang tidak bisa berenang saat terbawa arus sungai yang dalam, biasanya ia akan “melawan”. Namun yang terjadi adalah tubuhnya semakin “tenggelam”. Saat tubuh tidak bisa bernapas, maka meninggallah ia. Namun setelah meninggal justru tubuhnya akan ”terapung” di permukaan air. Mengapa? karena ia telah berhenti untuk “melawan”. Saat ini diantara kita masih banyak yang “tenggelam” dalam stres akibat kenyataan yang tak diinginkan, depresi karena tuntutan dan bingkai orang lain, penyakit yang tak kunjung sembuh, konflik beda persepsi dan harga diri dan lain sebagainya, mengapa? karena kita masih terus melawan dan menolak “kenyataan” yang se“harus”nya kita alami dan kita hanya menerima kenyataan yang di“ingin”kan terjadi. Kita hanya terbiasa melakukan sesuatu yang dinginkan, bukan yang seharusnya dilakukan. Saat kita berpikir bahwa setiap keinginan yang menjadi nyata adalah kebahagiaan, maka munculah “penderitaan”  mengalami tegang dan cemas “dihantui” obsesi dan harapan. Semakin jauh jarak antara keinginan dan kenyataan, semakin besar juga penderitaan yang ada. Begitu pula, saat kita berpikir bahwa setiap kenyataan yang diinginkan adalah kebahagian, maka lahirlah “penderitaan” karena ketakutan untuk kehilangan apa yang telah didapat. Semakin tinggi dan besar “aset” yang didapat, semakin “paranoid” dan posesif untuk mempertahankan apa yang sudah dimiliki. Kemudian apa yang terjadi? Secara tidak sadar kita sudah “menegaskan” bahwa keinginan dan kenyataan yang “asimetris” melahirkan penderitaan. Dan inilah yang terjadi! Ada sebuah takdir penciptaan dalam “hukum penegasan”, bahwa jika Anda menegaskan sesuatu secara mendalam maka sesuatu itu akan menjadi nyata. Itulah mengapa banyak orang yang kesulitan untuk ”keluar” dari penderitaan, karena mereka “menegaskan” penderitaan. Jadi mulai saat ini, ”berhentilah” menegaskan yang negatif dan ”mulailah” untuk menegaskan yang positif.

Seri Pharmacy of the soul
Written by mukhlis@HC-AMC channel
Photograpy by Eli Supriyatna dan I Made Yuniarsa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...