Secara fitrah, setiap janin yang hidup dalam kandungan ibunya merasakan kedamaian karena senantiasa bermandikan cahaya batin yang “murni” kesejukannya dan terang berkillauan.. Namun, begitu anak dilahirkan dan mulai membuka matanya, melihat warna-warni cahaya dunia, perlahan-lahan susunan persepsinya mulai berubah.. Ia mulai lupa untuk melihat ke “dalam” dan Ia menjadi terlalu tertarik dengan dunia luar. Ia menjadi sangat terpikat dengan “indahnya” dunia luar sehingga perlahan-lahan ia lupa untuk melihat ke “dalam” dan ia mulai melupakannya.
SHOLAT adalah “fluida of mind” yang alamiah bisa menghubungkan kembali ke sumber cahaya batin. Orang harus melupakan semua kehidupan dunia dan masuk dengan “khusyu” menuju ke “langit” di dalam batinnya, sampai menemukan kembali “cahaya batin”. Masuklah secara perlahan, seolah olah kehidupan dunia telah lenyap..
Setidaknya saat “lima waktu” telah tiba, Orang harus benar-benar melupakan “indahnya” dunia dan menjadi DIRI SENDIRI. Bergeraklah dalam pikiran “meditatif” sampai akhirnya mengalami kembali fenomena “past life” saat kesadarannya masih sebagai janin dalam kandungan “rahim” kasih sayang ibunya.. Mengalami “deep silence” saat berjumpa dengan keheningan batin dan kemurnian cahaya-Nya, merupakan pengalaman ”esoteris” yang luar biasa. Mengapa? Sesaat .. Setelah Anda melihat cahaya batin, pengalamannya menjadi “ terlihat setiap waktu” dan menjadi lentera disaat ” gelap ” serta menjadi obat disaat ”sakit”.
Mantap..
BalasHapus